Kamis, 24 Februari 2011

frizca rizky - ASKEP GLAUKOMA

GLAUKOMA


Pengertian
Glaucoma adalah sejumlah kelainan mata yang mempunyai gejala peningkatan tekanan intra okuler dimana dapat mengakibatkan penggaungan atau pencekungan papil syaraf optik sehingga terjadi atropi syaraf optik, penyimpangan lapang pandang antara lain penurunan tajam penglihatan.
Klasifikasi glaucoma :
I. Glaukoma primer.
Glaukoma primer merupakan glaucoma yang paling sering terjadi dan biasanya terjadi pada orang yang memiliki bakat glaaukoma ( struktur yang berhubungan dengan sirkulasi atau rearsorbsi / outflow aquas humor yang mengalami perubahan pathologis atau degeneratif. Pada glaucoma primer ini penyebabnya tidak diketahui.
Glaukoma primer dapat dibagi menjadi 2 (dua ) bentuk yaitu :

A. Glaukoma sudut terbuka / simplex.
Merupakan glaucoma yang sering terjadi ( 90 % ), biasanya terjadi pada kedua mata dan salah satu mata lebih berat. Pada tahap awal tidak ditemukan gejala pada glaukoma bentuk ini. Lapang pandang akan menurun pelan – pelan tetapi tidak terdeteksi. Pada glaukoma sudut terbuka terjadi hambatan aliran aquos humor yangb tidak secepat produksinya. Jika hambatan in terjadi terus menerus maka akan terjadi :
 Syaraf optik degenerasi
 Degenerasi sel ganglion, serabut syaraf retina
 Atropsi iris dan siliaris, degenerasi prosesus
Glaukoma ini diturunkan secara genetic, resiko individu terjadi yang berusia lebih dari 40 tahun dan resiko pada individu yang mempunyai keturunan hipertensi, diabetes mellitus, dan glaucoma.
Gejala klinis :
 Tidak ada keluhan mata merah,mata nyeri dan kabur oleh karena TIO meningkat tidak mendadak.
 Stadium dini gaung papil kecil terjadi gangguan lapang pandang ringan (scotoma kecil) yang tidak terasa oleh penderita.
 Stadium selanjutnya gaung papil mulai luas gangguan lapang pandang mulai terasa (penderita melihat bayangan gelap di lapang pandangnya).
 Stadium lanjut gangguan papil luas terjadi lapang pandang sempit sehingga terjadi gangguan aktifitas sehari-hari.
 Stadium akhir gangguan seluruh papil terjadi lapang pandang gelap.
PENATALAKSANAAN
Prinsip : Mencegah progesifitas penggunaan papil dengan menurunkan TIO.
Cara :
1. Pemakaian obat-obatan sebagai pilihan utama.
2. Bila TIO masih tinggi maka pilihan kedua adalah aplikasi LASER pada jaringan trabekula
3. Bila pilihan keduapun masih belum berhasil maka pilihan ketiga sdslsh bedah filtrasi
Pilihan terakhir adalah menghambat badan siliar dengan aplikasi krio atau LASER
B. Glaukoma sudut tertutup / glaucoma sudut sempit.
Merupakan penyakit mata dengan ganguan integritas struktur dan fungsi yang mendadak sebagai akibat peningkastan TIO yang sangat mendadak karena sudut bilik mata depan mendadak tertutup akibat blok pupil.
Pathofisiologis:
Mata dengan segmen anterior yang kecil dengan meningkatnya usia akan mengalami perubahan- perubahan ( lensa lebih tebal, lebih ke depan, pupil miosis ) dan bila pada suatu saat mengalami cetusan berupa dilatasi ringan dari pupil ( karena emosi , sinar yang remang-remang, obat-obatan ) maka mendadak terjadi blok pupil.
A. GEJALA KLINIS
- Tiba – tiba nyeri hebat pada mata dan sekitarnya (orbita, kepala, gigi, dan telinga ).
- Mata sangat kabur dan melihat warna seperti pelangi (halo) disekitar lampu.
- Mual, muntah, berkeringat
- Mata merah, hyperemia konjungtiva dan siliar
- Visus sangat menurun
- Edema kornea
- Bilik mata depan sangat dangkal
- Pupil lebar lonjong dan tidak ada refleks terhadap cahaya.
- TIO sangat tinggi
- Sudut bilik mata tertutup
B. PENATALAKSANAAN
Prinsip :
1. Menurunkan TIO
2. Membuka sudut yang tertutup
3. Memberi suportif
4. Mencegah sudut tertutup ulang
5. Mencegah sudut tertutup pada mata jiran

II. GLAUKOMA SEKUNDER
Merupakan suatu glaucoma sudut terbuka maupun tertutup yang timbul akibat dari radang pada iris dan badan siliar.
1) GEJALA KLINIS
 Glaukoma sekunder sudut terbuka :
- Mata merah,silau,berair,nyeri
- Visus menurun
- Hiperemi perilimbal
- Pupil miosis,reflek lambat
- TIO tinggi
- Susut bilik mata depan trbuka.
 Glaukoma sekunder sudut tertutup:
- Mata merah,silau,berair,nyeri
- Visus menurun
- Hiperemi perilimbal
- Pupil sinekia posterior total
- Iris bombans
- TIO tinggi
- Sudut bilik mata depan tertutup
III. GLAUKOMA FAKOMORFIK
Merupakan suatu glaucoma sekunder sudut tertutup yang timbul akibat lensa yang membesar karena katarak immature atau matur.
Pathofisiologi:
Pada proses pembentukan katarak lensa akan membesar ( membengkak ) dan bila ini terjadi pada mata dengan anatomi sudut bilik mata depan yang sempit maka jarak iris lensa yang memang sudah kecil akan menjadi lebih sempit sehingga menghambat aliran akuos humor melalui pupil dan tekanan dalam bilik mata belakang meningkat, kemudian menekan iris perifer ke trabekula sehingga sudut bilik mata depan tertutup dengan akibat TIO meningkat.
a) GEJALA KLINIS
 Tiba –tiba mata merah dan nyeri disertai visus menurun
 Hiperemi siliar
 Edema kornea
 Lensa katarak imatur
 TIO sangat tinggi
 Sudut bilik mata depan tertutup
b) PENATALAKSANAAN
I. Segera menurunkan TIO dengan obat-obatan
II. Menekan reaksi radang dengan Kortikosteroid
III. Bila TIO sudah turun 30 mmhg dapat dilakukan pembedahan
IV. GLAUKOMA NEOVASKULER
Merupakan glaucoma sekunder sebagai akibat dari adanya neovaskularisasi pada permukasan sudut dan jaringan trabekula.
(a) Pathofisiologi
Neovaskularisasi pada iris “rubeosis iridis” ( yang merupakan suatu respon terhadap adanya hipoksia dan iskemia retina akibat berbagai penyakit, baik pada mata maupun diluar mata tetapi yang paling sering adalah retinopati diabetik ) akan meluas ke permukaan sudut bilik mata depan dan jaringan trabekula untuk membentuk membran fibrovaskuler sehingga menghambat pembuangan akuos dengan akibat tekanan intra okuler meningkat dan keadaaan sudut masih terbuka.
Suatu saat membran fibrovaskuler ini kontraksi menarik iris perifer sehingga terjadi sinekia anterior (PAS ) sehingga sudut bilik mata depan tertutup dan tekanan intra okuler meningkat sangat tinggi sehingga timbul reaksi radang intra okuler.
Gejala klinis
Pada stadium sudut terbuka :
- Mata tidak merah,tidak nyeri
- Visus kabur oleh karena keadaan pada retina
- Neovaskularisasi pada iris
- TIO tinggi
- Susut bilik mata depan terbuka
Pada stadium sudut tertutup :
- Mata tiba-tiba sangat nyeri ,merah,berair
- Visus sangat kabur
- Kornea suram
- Neovaskularisasi pada iris
- TIO sangat tinggi
- Sudut bilik mata depan tertutup


ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian
1. Riwayat atau adanya factor – factor resiko
a. Adanya riwayat penyakit mata dalam keluarga (glaucoma sudut terbuka primer)
b. Tumor Mata
c. Hemoragi Intraokuler
d. Inflamasi Inntraokuler
e. Kontusio mata dari trauma selama pembedahan katarak
2. Pemeriksaan Fisik berdasarkan pengkajian umum pada mata dapat menunjukkan untuk sudut terbuka primer :
Untuk sudut terbuka primer :
a. Adanya keluhan kehilangan penglihatan primer yang lambat (Penglihatan terowong)
Untuk sudut tertutup primer :
a. Nyeri berat pada mata disertai sakit kepala, mual dan muntah – muntah.
b. Keluhan sinar halo pelangi, penglihatan kabur dan penurunan persepsi sinar.
c. Pupil terfiksasi secara sedang dengan sclera kemerahan karena radang dan kornea tampak berawan
3. Pemeriksaan diagnostik
a. Tonometri digunakan untuk mengukur TIO. Glaukoma dicurigai bila TIO lebih besar dari 22 mmHg.
b. Gonioskopi memungkinkan halo oftalmologi melihat secara langsung ruang anterior untuk membedakan antara glaucoma sudut terbuka dan tertutup.
c. Oftalmoskopi : Memungkinkan penderita meliha secara langsung diskus optik dan struktur mata internal.
4. Kaji pemahaman klien tentang kondisi dan respon emosional terhadap kondisi dan rencana tindakkan.

Diagnosa Keperawatan dan Perencanaan
1. Nyeri sehubungan dengan Peningkatan tekanan intra okuler, glaucoma akut
Karakteristik data : Keluhan nyeri pada mata, melindungi sisi yang sakit, mengerut dahi, merintih.
Tujuan : Mendemostrasikan berkurangnya nyeri.
Kriteria : Menyangkal nyeri, ekspresi wajah rileks, tidak meintih
Intervensi :
a. Pantau : Tanda vita setiap 4 jam bila tidak mendapat agent osmotic dan setiap 2 jam bila mendapat agent osmotic, Drajat nyeri mata setiap 30 menit selama fase akut, Intake dan output setipa 8 jam selama mendapat agent osmotic intravena., ketajaman penglihatan setiap waktu sebelum penetesan agent oftalmik intravena. Tanyakan bila obyek masih kabur atau sudah bersih.
Rasional : Untuk mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan
b. Berikan agent oftalmik untuk glaucoma sesuai pesanan dan kaji terhadap responnya. Lakukan kolaborasi segera bila ada hipotensi, urine outpu kurang dari 240 cc/jam, nyeri mata tidak menghilang setelah 30 menit diberi therapy, penurunan secara terus menerus ketajaman penglihatan.
Rasional : Agent osmotic intravena menyebabkan penurunan TIO yang cepat dan merupakan hiperosmolar yang dapat menyebabkan dehidrasi.
c. Siapkan pasien untuk pembedahan sesuai dengan pesanan.
Rasional : Setelah TIO terkontrol pada glaucoma sudut terbuka, pembedahan harus dilakukan secara permanen menghilangkan block pupil.
d. Pertahankan tirah baring ketat pada posisi semi fowler. Mulailan tindakkan – tindakkan untuk mencegah peningkatan TIO :
a. Informasikan pada pasien tentang batuk, mengejan atau menempatkan kepala dibawah panggul.
Rasional : Tekanan pada mata meningkat bila tubuh mendatar dan bila manuver valsava diaktifkan.
b. Berikan lingkungan gelap dan tenang.
Stres dan sina menimbulkan TIO yang mencetuskan nyeri.
c. Berikan analgesik sesuai pesanan dan monitor terhadap efeknya.
Rasional : Untuk mengotrol nyeri.
2. Kecemasan sehubungan dengan Ketakutan akan kebutaan permanen, kurangnya informasi tentang pengobatan dan prosedur yang akan dilakukan.
Karakteristik data : Menungkapkan perasaan gugp atau ketakutan, sering bertanya, suara bergetar, mengatakan kurang tahu.
Tujuan : Mendemostrasikan kecemasan berkurang atau hilang.
Kriteria : Berkurangnya perasaan gugp atau kuatir, mengatakan sudah tahu tentang pengobatan dan prosedur yang akan dihadapi, posisi tubuh rileks.
Intervensi :
a. Biarkan pasien mengungkapkan perasaannya tentang kondisi. Pertahankan cara yang tenang dan efisien. Jelaskan tentang pengobatan dan prosedur yang akan dilakukan.
Rasional : Ekspresi perasaan membantu pasien untuk mengungkapkan sumber kecemasan dan penggunaan koping yang efektif. Pendekatan yang tenang dan pasti meningkatkan kepercayaan klien. Informasi yang akurat membantu mengurangi kecemasan.
b. Pertahankan bel pemanggil disamping tempat tidur pasien dan beritahu pasien untuk memberi tanda bila membutuhkan pelayanan perawat. Tutup pagar tempat tidur untuk mengingatkan pasien tidak naik turun dari tempat tidur.
Rasional : Kecemasan akan meningkat bila pasien merasa ditinggalkan dan tanpa bantuan.
c. Pertahankan kontrol nyeri yang efektif
Rasional : Nyeri merupakan salah satu sumber kecemasan

Diagnosa Keperawatan lain yang dapat ditemukan antara lain :
1. Peruban sensori / persepsi penglihatan sehubungan dengan kerusakan serabut saraf akibat peningkatan tekanan intra okuler.
2. Potensial injuri sehubungan dengan penurunan lapangan pandang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar