Kamis, 24 Februari 2011

frizca rizky - ASKEP PLASENTA PREVIA

PLASENTA PREVIA

• Pengertian
Placenta previa ialah plasenta yang ada di depan jalan lahir (prae = di depan) : (vias = jalan). Jadi yang dimaksud ialah placenta yang implatansinya tidak normal ialah rendah sekali hingga menutupi seluruh atau sebagaian ostium internum atau terletak di bagian fundus uterus.
• Frekuensi
Plasenta previa terjadi pada kira-kira 1 diantara 200 persalinan.
• Klasifikasi
Berdasarkan atas terabanya jaringan placenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu, placenta previa dibagi dalam 3 klasifikasi, yaitu :
1. Placenta previa totalis
 Seluruh ostium internum tertutup oleh placenta. Pada pembukaan 3 cm
2. Placenta previa lateralis
 Hanya sebagian dari ostium tertutup oleh placenta, pada pembukaan 5 cm.
3. Placenta previa marginalis
 Hanya pada pinggir ostium terdapat jaringan placenta, pada pembukaan 2 cm
4. Placenta previa centralis
 Placenta yang terletak central, terhadap ostium internum.
5. Placenta letak rendah
 Placenta yang implantasinya rendah tapi tidak sampai ke ostium uteri internum.
• Kejadian
Placenta previa lebih sering terdapat pada multigravida dari pada primigravida dan pada umur yang lanjut.
• Etiologi
Placenta previa mungkin terjadi kalau keadaan endometrium kurang baik misalnya karena atrofi endometrium.
Keadaan ini misalnya terdapat pada :
- Multiparace, terutama kalau jarak antara kehamilan-kehamilan pendek.
- Pada myoma uteri
- Curettage yang berulang-ulang
- Paritas, makin banyak paritas ibu, makin besar kemungkinan mengalami placenta previa
- Lisia itu pada saat kehamilan, bila usia ibu pada saat hamil 35 tahun atau lebih previa.
• Patologi
Perdarahan antepartum yang disebabkan oleh placenta previa umumnya terjadi pada triwulan ketiga kehamilan karena pada saat itu segmen bawah uterus lebih banyak mengalami perubahan berkaitan dengan makin tuanya kehamilan. Namun demikian, kemungkinan perdarahan antepartum akibat plasenta previa dapat terjadi sejak kehamilan berusia lebih dari 20 Minggu. Pada usia kehamilan ini segmen bawah uterus telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis.
Makin tua usia kehamilan segmen bawah uterus semakin melebar dan servirs membuka. Dengan demikian, plasenta yang berimplantasi disegmen bawah uterus tersebut akan mengalami “pergeseran” dari tempat implamentasinya sehingga dapat menimbulkan perdarahan. Darahnya berwarna merah segar, bersumber pada sinus uterus yang terobek atau karena robek sinus marginalis dari plasenta.
• Tanda dan gejala
1) Gejala yang terpenting ialah perdarahan tanpa nyeri
Pasien mungkin berdarah sewaktu tidur dan sama sekali tidak terbangun, baru waktu ia bangun, ia merasa bahwa kainya berdarah. Biasanya perdarahan karena placenta praevia baru timbul setelah bulan ke tujuh.
Hal ini disebabkan :
- Perdarahan sebelum bulan ke tujuh memberi gambaran yang tidak berbeda dari abortus.
- Perdarahan pada placenta previa disebabkan karena pergerakan antara placenta dan dinding rahim.
2) Kepala anak sangat tinggi : karena placenta terletak pada kutup bawah rahim, kepala tidak dapat mendekati pintu atas panggul.
3) Karena hal tersebut diatas juga karena ukuran panjang rahim berkurang, maka pada placenta praevia lebih sering terdapat kelainan letak.
- Perdarahan sepsis
- Emboli udara (jarang)
Bahaya untuk anak :
- Hypoxia
- Perdarahan dan shock
• Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis, khususnya membedakan apakah yang terjadi diakibatkan oleh placenta previa atau solusio plasenta; kemudian memberikan penanganan yang akurat, dipertukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, baik pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan obstetrik.
Bagan : Membandingkan diagnosis plasenta previa dengan solusi plasenta.

Plasenta Previa Solution Plasenta
Perdarahan
Alasan :
Uterus


Janin
Merah, segar
Tidak ada
Lemas
Tanpa nyeri

- Bagian terbawah behim masuk PAP, atau
- Ada kelainan
- Kebanyakan masih hidup Merah tua, kehitaman
Ada faktor predisposisi
Tegang
Nyeri




Kebanyakan telah mati
• Anamnesis
1. Perdarahan
- Kapan mulainya perdarahan, berupa usia kehamilan ?
- Apakah jumlah perdarahan sedikit atau banyak ?
2. Rasa sakit
- Apakah ibu mengeluh sakit ?
- Diperut daerah mana ibu merasa sakit ?
- Kapan mulainya sakit terasa ?
- Apakah derajat sakit terasa ringan atau banyak ?
3. Perabaan uterus
- Apakah perabaan uterus terasa lunak atau keras dan tegang ?
4. Masalah pada kehamilan sebelumnya
- Apakah ibu mengalami masalah pada kehamilan sebelumnya ?
5. Kondisi janin
- Apakah ibu masih merasakan gerakan janin ?
• Pemeriksaan fisik
Periksalah tanda-tanda vital pasien yaitu kesadaran,tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu badan, adakah tanda-tanda yang menujukkan adanya renjatan (keadaan syok) seperti penurunan kesadaran, tekanan darah yang rendah, nadi yang cepat, serta keringat dan ujung-ujung anggota gerak yang dingin akibat perdarahan.
• Pemeriksaan Obstretri
1) Tentukan besar uterus apakah sesuai dengan usia kehamilan
2) Tentukan rahim lemas atau keras (tegang)
3) Tentukan adanya HIS dan bagaimana kondisi HIS
4) Periksa kondisi janin : Jumlahnya, letaknya, presentasinya dan sudah masuk pintu panggul atau belum, taksiran beratnya, janin hidup, gawat atau mati
5) Lihat daerah vulva (di luar vagina), apakah ada perdarahan. Bila ada perdarahan, berapa banyak jumlah perdarahan ? Bagaimana warnanya ?
Dilarang melakukan pemeriksaan pervaginam (periksa dalam)
Rujukan
• Kriteria rujukan
Perdarahan pervaginam dalam kehamilan, sedikit atau banyak. Merupakan keadaan abnormal. Oleh karena itu, pasien hamil dengan perdarahan pervaginam harus dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas untuk operasi.
Jumlah perdarahan yang terlihat diluar vagina. Tidak bisa menentukan kelainan yang terjadi di dalam. Ada kemungkinan perdarahan yang terlihat diluar vagina sangat sedikit, walaupun terjadi perdarahan banyak di dalam uterus.
• Proses rujukan
1. Jelaskan segala sesuatu kepada keluarga pasien.
2. Rujuk pasien ke rumah sakit dengan membuat surat rujukan.
3. Pasang set infus dengan cairan Nacl Fisiologik (0,9%) bila ada orang yang bisa mengamati pemberian cairan kepada pasien di Puskesmas dan selama perjalanan ke rumah sakit.
4. Baringkan pasien dalam posisi menghadap ke kiri
5. Bila mungkin, sertakan 2 orang ke rumah sakit untuk menjadi donor darah.
Penagnanan
• Penanganan di tempat
Pada prinsipnya dilakukan upaya mencegah syok/presyok dan mempersiapkan rujukan sebaik-baiknya dan secepatnya. Untuk kita laksanakan hal-hal sebagai berikut :
1. Anjurkan :
- Tirah barang total
- Tidak boleh melakukan senggama dan
- Hindari peningkatan tekanan rongga perut (misal batuk, mengedan karena sakit buang air besar).
2. Pasang set infus dengan cairan Nacl Fisiologik (0,9%) bila ada yang bisa mengamati pemberian cairan kepada pasien di puskesmas. Pemberian cairan infus diteruskan sampai perdarahan berhenti.
Jika tidak memungkinkan dilakuklan pemberian infus, maka harus diberikan cairan peroral.

Bagan : Penanganan plasenta previa


Penanganan di rumah sakit (rujukan)
Penanganan pasien plasenta harus dilakukan di rumah sakit karena hampir selalu kehamilan atau persalinan perlu diakhiri dengan cara seksio sesaren penanganan lanjut pX dengan plasenta previa di rumah sakit ditentukan oleh banyaknya peredaran yang terjadi pada usia kehamilan. Bila perdarahan berhenti atau sedikit dan usia kehamilan kurang dari 37 Minggu masih mungkin diharapkan pemgakhiran kehamilan ditunda hingga janin/bayi cukup bulan.
Komplikasi
1. Anemia karena perdarahan
2. Syok
3. Janin mati atau bayi lahir dalam keadaan prematur dan asifikasia berat
Hal-hal penting yang perlu di pertimbangkan
1. Ibu hamil perlu dijaga kondisinya agar tidak mengalami anemia, misalnya dengan memberikan preparat besi secara rutin.
2. Hendaknya setiap ibu hamil diketahui golongan darahnya
3. Ibu hamil dengan perdarahan persalinan harus di rumah sakit. Walaupun perdarahan sudah berhenti dengan sendirinya.
4. Pada saat pasien sedang dinilai dan disiapkan untuk dirujuk, segera cari sarana transportasi (misal mobil, kapal dan lain-lain) untuk segera membawa pasien ke rumah sakit.
Pengamatan yang harus dilakukan
1. Denyut jantung janin dan pergerakan janin untuk mengetahui apakah janin masih hidup.
Jika janin sudah mati, jiwa pasien tetap dalam bahaya akibat perdarahan. Oleh karena itu, pasien harus tetap dikirim kerumah sakit sesegera mungkin.
2. Tekanan darah dan frekuensi nadi pasien di pantau secara teratur (tiap 15 menit) untuk mengetahui apakah telah terjadi hipotensi atau tanda-tanda syok akibat perdarahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar